Paspor, "Jalan" Mencintai Negerimu!!!!

Sudah lama sekali saya "tinggalkan" blog ini, mencoba bertahan dengan idealisme tentang blog ini. Awalnya saya hanya akan menulis segala tentang traveling saya, tapi rasanya tidak mungkin. Mengingat cuti kerja saya hanya dua minggu kurang lebihnya, tak mungkin saya bisa menulis berbagai cerita tentang liburan saya hanya dengan waktu liburan yang singkat, apalagi liburan luar negeri.
Saya suka menulis meskipun hanya amatiran, menulis hanya untuk mengisi waktu luang, saat merasa bosan dikantor dan tidak ada film menarik untuk ditonton. Saya paksakan tulisan ini masih relevan dengan idealisme saya yang hanya akan menulis tentang traveling. Tapi saya kira dari judulnya saja masih relevan kok, hehehehe......
Seperti biasa, saya memberikan judul tulisan yang agak kontroversial, "Paspor, Jalan Mencintai Negerimu!!!!". Memangnya untuk menjadi nasionalis dan mencintai negeri sendiri harus punya passpor? pasti anda tidak setuju, masih banyak cara untuk mencintai negeri tanpa harus mempunyai passpor. Memang benar, tapi dalam konteks traveling passport adalah jalan untuk mencintai negerimu. 
Sering sekali saya dengar kalimat seperti ini "Saya tidak akan traveling ke luar negeri sebelum negeri sendiri habis saya jelajahi", secara sekilas pernyataan ini memang terdengar sangat nasionalis, tapi tidak realistis. kenapa? salah satu jawabannya adalah biaya dan waktu. berapa lama waktu yang akan dihabiskan untuk menjelajahi habis negeri yang besar ini. untuk biaya? jangan ditanya, karena infrastruktur yang masih sangat minim, sehingga biaya yang dikelauarkan sangat besar. Saya ambil contoh, biaya untuk pergi ke salah satu surga dunia Raja Ampat oneway saja, mungkin setara dengan tiket return ke Jepang atau Korea dengan menggunakan Low Cost Carrier. Kalaupun saya punya waktu dan biaya untuk bisa pergi ke Raja Ampat apakah sudah bisa meningkatkan nasionalisme saya? tanpa berinteraksi dengan masyarakat lokal, memahami perbedaan budaya, menikmamti berbagai macam kuliner daerah. tanpa semua itu saya tidak yakin bisa merasakan bagaimana rindunya tanah air.

Komunitas ku KELUARGA KU

Akhir-akhir ini banyak sekali bermunculan komunitas-komunitas baru seiring dengan pesatnya social media. Karena saya suka traveling, cerita kali ini adalah tentang komunitas traveling di mana saya bergabung. Sudah hampir 2 tahun saya bergabung menjadi anggota komunitas traveling ini. Sejak pertama kali saya gabung sudah banyak sekali gathering yang saya ikuti namun tidak satupun dari gathering yang pernah saya ikuti begitu terkesan. 
Beberapa kali nongkorong sama teman komunitas yang jauh lebih dulu gabung dengan komunitas ini dibandingkan saya. Dia salah satu "artis" (sebut saja namanya Jessie) adalah  disetiap gathering. Jessie berbagi cerita suasana gathering yang sering di ikuti sejak tahun 2009. "Dulu di setiap gathering pasti berkesan, suasananya seru banget" dia memulai menceritakan beberapa gathering yang dia pernah bikin. Mendengar suasana gathering yang Jessie ceritakan pantas saja saya merasa bahwa gathering yang saya ikuti tidak serame yang jessie ceritakan, membayangkannya saja sudah pasti berkesan banget. Akhirnya kami sepakat untuk membuat gathering, harus rame, harus seru dan pastinya harus berkesan.

Umroh sambil backpacker-an??? (2)

Setelah post sebelumnya aku sharing tentang umroh sambil backpacker-an, post kali ini aku lanjut sharing ke tahapan berikutnya yang harus dipersiapkan matang-matang. Post saya yang pertama cara membuat visa umroh, dimana menurut saya tahapan ini yang paling penting dan menentukan berangkat tidaknya kita ke tanah suci. Karena seperti yang kita tahu visa berfungsi sebagai syarat ijin masuk ke sebuah negara, tidak ada visa berarti kita tidak bisa masuk ke KSA.
Perlu saya sampaikan, sebenarnya kita tidak bisa melakukan umroh "mandiri" murni. Sulit sekali untuk kita melakukan dan mengatur rangkaian kegiatan umroh sendiri. Salah satu "permasalahan" adalah masalah transportasi. Di saudi arabia  (terutama madinah) tidak banyak transportasi yang bisa kita gunakan untuk mengunjungi tempat-tempat wisata religi. Bahkan dalam kota pun jarang sekali dijumpai bus umum. Salah satu trayek bus yang ada adalah tujuan, Jeddah-Mekkah, Mekkah-Medinah, Mekkah-Jeddah. Dan terminal yang di Madinah cukup jauh lokasinya dari Masjid Nabawi. Dalam rangkaian kegiatan umroh kota madinah yang paling banyak tempat yang saya kunjungi.

Venitian

Macau, bagi saya jalan-jalan ke honkong tanpa mengunjungi macau rasanya seperti sayur tanpa garam. Memang tujuan wisata di macau tidak sebanyak di hongkong karena macau memang terkenal sebagai tempat judi terbesar di asia. Hampir semua tempat casino mempunyai hotel sebagai bisnis sampingan dan sebagai fasilitas untuk para pengunjung yang akan menghabiskan uang di cassino mereka.
Kalau boleh saya bilang cassino adalah bisnis utama di macau. Bahkan untuk menarik pengujung agar datang ke cassino, maka setiap cassino menyediakan shuttle bus gratis yang siap siaga mengantar dan menjemput saya ke masing-masing cassino. Sempat daya dibuat bingung cassino mana yang akan saya tuju. Sekedar anda tahu aja, kalau saya datang ke cassino bukan untuk main judi, tp hanya ingin tahu bagaiman suasana cassino yang biasa saya lihat di televisi.

'Susahnya' orang Indonesia

'Susahnya' orang Indonesia, judul yang agak aneh untuk sebuah blog traveling. cerita kali ini gak ada sangkut pautnya sama kondisi perekonomian masyarakat indonesia, bukan juga tentang kondisi pemerintahan indonesia yang mengagungkan kata 'demokrasi'. Tetap mengenai traveling dan akan selalu ada kaitannya dengan perjalanan traveling saya, jd saya ambil judul yang agak aneh ini sesuai pengalamanku yang aku dapat saat traveling ke uni emirat arab.
cerita ini lebih ke arah kedisiplinan dan atitude orang indonesia, meskipun tidak semua orang tapi sudah lumrah atau bisa kita jumpai di kehidupan sehari-hari di lingkungan kita sendiri, bahwa orang indonesia susah diatur (atau mungkin ini hanya opini saya) Pengalaman ini saya dapat saat saya pergi ke Abu Dhabi, menggunakan pesawat Etihad dari kuala Lumpur, Malaysia.
Kebetulan banyak jamaah umroh yang naik pesawat dari Kuala Lumpur juga, entah mereka ambil program city tour atau hanya sekedar connecting flight aja. Saat check-in saja antriannya setengah mati, panjang banget. karena jamaah umroh bawa bagasi banyak akhirnya dibukalah 2 counter check-in khusus umroh, Alhamdulillah proses check-in bisa lebih cepat.

Tangguhnya Alam Indonesia

Tak bisa di pungkiri keindahan alam indonesia memang patut diacungi jempol. Banyak traveler atau backpacker asing (bule) menyebut indonesia adalah surga dunia, dan bener-bener surga.
Negeri dengan luas wilayah 1,904,569 km persegi dan lebih dari 17.000 barisan pulau memang takkan habis untuk dijelajahi.
Indonesia menjadi tujuan utama wisatawan asing saat akan menjelajahi kawasan asia tenggara, selain untuk menyaksikan dan merasakan langsung keindahan alam Indonesia, ragam etnis dan budaya, keramahan penduduk local juga menjadi salah satu daya tarik alam indonesia.

Jagalah selimut mu di Abu Dhabi

Perjalan ku kali ini di tempuh via udara yang di tempuh kurang lebih 7 (tujuh) jam. Abu Dhabi, salah satu kota metro politan di timur tengah menjadi tujuan ku kali ini.
menggunakan Etihad 777-ER Airline yang berbasis di Abu Dhabi perjalanan kali ini tidak terasa membosankan (bukan promosi, karena saya tidak ada hubungan dengan Etihad Airline). Fasilitas yang saya dapat cukup menyibukkan saya selama perjalanan, tak sedikipun rasa jenuh muncul (kecuali ngantuk gara-gara kekenyangan).
Free Movies dan music bisa diakses selama perjalanan ke Abu Dhabi, termasuk makan dan selimut karena saya terbang ke Abu Dhabi di malam hari sudah pasti suasana di pesawat menjadi sangat dingin (ato mungkin ini cuma perasaan saya).  Ada satu lg yang membuat perjalanan semakin nyaman, saya dapat bantal jadi tidur di pesawat oke-oke ajah. dan yang lebih asyik lg selimut dan bantal boleh saya bawa, kebetulan saya sampai di Abu Dhabi tepat jam 12 tengah malam jadi bantal dan selimut ink bisa saya pake buat tidur di bandara.
Dan benar saja, suhu di bandara International Abu Dhabi dingin banget. Rasanya AC di sini tidak pernah mati, udah kayak di puncak gunung semeru aja dinginnya. pas sampe di bandara ternyata banyak para penumpang yang juga membawa selimut yang di kasih di atas pesawat, dan tak sedikit juga yang tidak membawanya entah karena gengsi atau lupa. tapi yang pasti penumpang yang tidak punya selimut akan sangat menderita banget karena kedinginan. Karena saya masih ngantuk banget dan waktu masih lama jadi saya langsung tidur aja itung-itung balikin stamina, pake kaos kaki dan kaca mata tidur.