Jagalah selimut mu di Abu Dhabi

Perjalan ku kali ini di tempuh via udara yang di tempuh kurang lebih 7 (tujuh) jam. Abu Dhabi, salah satu kota metro politan di timur tengah menjadi tujuan ku kali ini.
menggunakan Etihad 777-ER Airline yang berbasis di Abu Dhabi perjalanan kali ini tidak terasa membosankan (bukan promosi, karena saya tidak ada hubungan dengan Etihad Airline). Fasilitas yang saya dapat cukup menyibukkan saya selama perjalanan, tak sedikipun rasa jenuh muncul (kecuali ngantuk gara-gara kekenyangan).
Free Movies dan music bisa diakses selama perjalanan ke Abu Dhabi, termasuk makan dan selimut karena saya terbang ke Abu Dhabi di malam hari sudah pasti suasana di pesawat menjadi sangat dingin (ato mungkin ini cuma perasaan saya).  Ada satu lg yang membuat perjalanan semakin nyaman, saya dapat bantal jadi tidur di pesawat oke-oke ajah. dan yang lebih asyik lg selimut dan bantal boleh saya bawa, kebetulan saya sampai di Abu Dhabi tepat jam 12 tengah malam jadi bantal dan selimut ink bisa saya pake buat tidur di bandara.
Dan benar saja, suhu di bandara International Abu Dhabi dingin banget. Rasanya AC di sini tidak pernah mati, udah kayak di puncak gunung semeru aja dinginnya. pas sampe di bandara ternyata banyak para penumpang yang juga membawa selimut yang di kasih di atas pesawat, dan tak sedikit juga yang tidak membawanya entah karena gengsi atau lupa. tapi yang pasti penumpang yang tidak punya selimut akan sangat menderita banget karena kedinginan. Karena saya masih ngantuk banget dan waktu masih lama jadi saya langsung tidur aja itung-itung balikin stamina, pake kaos kaki dan kaca mata tidur.
Setelah beberapa saat tertidur saya terbangun pengen buang air kecil, maklum orang kampug kena AC pengennya pipis mulu. tanpa ada rasa curiga sedikitpun saya taruh selimut di atas backpack dan menuju toilet yang berada satu lantai di bawah tempat saya tidur. dan kaget banget rasanya saat saya lihat selimut yang saya taruh di atas backpack lenyap tanpa jejak, rasanya seperti tersesat di puncak gungung mount everest tanpa satu logistik-piun yang tersisa. Bingung, takut, menggigil campur aduk deh pokoknya. sementara waktu menunjukkan pukul 2 pagi dan saya harus menunggu kedinginan sampai matahari terbit.
Dan sudah tidak mungkin lagi mengenali selimut saya dengan puluhan bahkan ratusan selimut lainnya. karena semua selimut memang dari ETIHAD tentu motifnya  dan ukurannya sama. Penyesalan selalu datang terakhir, kenapa saya tiak menyimpan selimut di dalam backpack atau membawanya ke toilet. Sesaat saya sadar bahwa selimut menjadi barang barang yang sangat 'mahal' saat berada di bandara international Abu Dhabi. Maka jagalah selimutmu saat di Abu Dhabi.

1 komentar: