Mafia

Sebenernya pengalaman ini sudah lama, tepatnya satu yang lalu saat saya travelling ke Macau dari Hongkong. tapi baru inget akhir-akhir ini langsung saja saya tulis, karena bagi saya pengalaman ini sangat luar biasa. Dari judul cerita ini mungkin kalian sudah tahu saya akan menceritakan apa, Ya..!!! cerita ini memang soal mafia, tepatnya pertemuan saya dengan mafia di perjalanan menuju macau.
kenapa pengalaman ini sangat luar biasa?? Pertama, "Mafia" memang bukan sebuah kata yang asing bagi saya, tapi bertemu mafia adalah pengalaman pertama bagi saya. sering saya dengar kalau Hongkong dan Macau adalah 'sarang' mafia, tapi hal itu tidak mengurungkan niat saya untuk pergi ke Hongkong dan Macau. 
Untuk pergi ke Macau dari Hongkong bisa di tempuh melalui jalur udara dan laut, tapi kali ini saya memilih jalur laut dengan speedboat, selain harga tiket yang murah (HKD 176), waktu tempuh yang tidak terlalu lama (sekitar 2 jam) adalah yang menjadi pertimbangan saya. 

Pelabuhan berada tepat satu lantai di bawah saya
 Hongkong memang kota yang sangat maju, pelabuhannya saja jadi satu gedung dengan Mall dan Hotel, sebelum saya masuk ke dalam memang agak meragukan kalo dibelakang Hotel adalah pelabuhan kapal cepat untuk menuju Macau.
Tiket sudah di tangan, saya menunggu beberapa saat sebelum kapal datang. Setelah kapal datang dan dibersihkan saya mendapat panggilan onboard setelah melewati imigrasi. Hongkong dan Macau secara geografis memang masuk dalam wilayan China, tapi secara administrasi Hongkong dan Macau berdiri sendiri layaknya sebuah negara. Yang membuat saya terkejut orang dengan passpor China daratan harus menggunakan Visa kalau ingin tinggal (untuk sekolah) di Hongkong. Saya memang tidak merasa keanehan sama sekali saat diperjalanan. 
Karena penduduk local Hongkong memang fashionable, termasuk anggota mafia yang duduk tepat di sebelah saya jadi saya pun tak merasa ada sesuatu yang aneh. Layaknya orang asing yang saya temui pada umumnya, terjadi perkenalan, percakapan kecil tentang negara masing-masing dan orang ini memang baik dan tak terlihat sangar. Saya menceritakan kekaguman saya akan kota Hongkong dari mulai gaya hidup, fasilitas sampai harga barang yang murah (jauh di bawah harga di Indonesia) termasuk gadget. 
Awal saya curiga pada orang ini adalah hand phone yang dia pake, dari merk yang saya liat saya gak pernah melihat nama itu di sebuah gadget, karena memang merek itu adalah merek dagang sebuah jam tangan. baru setelah saya kembali ke Hongkong saya tahu harga Hand phone itu 16.000 HKD (sekita 16.5 juta rupiah). Saya mencoba berpikir positif, saya anggap orang ini adalah orang kaya (karena tujuan dia sendiri ke Macau bukan untuk jalan-jalan tapi untuk ke Casino alias main judi).
Kecurigaan saya mulai muncul saat dia mengajak saya untuk bekerja sama import gadget ke Indonesia, karena dia anggap Indonesia pasar potensial untuk menjual gadget. Dia menawarkan diri untuk mengekspor Iphone 4S ke indonesia (harga di Iphone 4s 32Gb di Hongkong sekitar 4.5 juta rupiah, sementara di Indonesia harga Iphone 4 masih kisaran 7-8 juta rupiah), dan saya yang akan menjual di Indonesia. Saya hanya bertugas menjual barang, sementara urusan Bea dan Cukai  dia yang akan urus. Bahkan dia menjamin akan mengirim Iphone berapapun saya minta, bahkan dia bilang dengan wajah serius seperti ini "even you ask me to ship you two container of Iphone, I'll make sure you'll get all of them". Tapi aku menganggapnya sebagai angin lalu, di samping saya gak punya modal besar untuk melanjutkan tawaran itu. 
Karena dia agak ngantuk, kami memutuskan untuk mengakhiri percakapan. Namun sebelum dia tidur, dia memberikan no Hp dan alamat email pada saya, bahwa dia memang serius dengan tawaran itu.
Setelah sekitar 2 jam perjalanan akhirnya kami sampai di Macau kami berpisah saya langsung menuju imigrasi tapi pria itu entah dimana, lama saya ngantre untuk bisa dapet stempel imigrasi karena memang saat itu banyak wisatawan yang datang. setelah kira-kira 30 menit saya ngantre di imigrasi akhirnya saya benar-benar menikmati Macau. 
Sesaat saya keluar dari pelabuhan untuk menuju ke parkir Shuttle Bus saya melihat pria yang duduk di sebelah saya, sempat terlintas untuk menghampirinya. Tapi akhirnya saya mengurungkan niat, setelah melihat 5 buah mercy S Class yang sedang parkir tepat di depan pintu keluar pelabuhan, dan tentu dengan beberapa pengawal yang akan menjemput pria itu. Sempat terdiam sesaat sebelum aku menyadari dia adalah 'mafia' atau memang dia benar-benar orang kaya yang selalu dijemput oleh pengawal. kejadian itu persis sama seperti yang pernah kulihat di televisi.










Tidak ada komentar:

Posting Komentar